Kamu kok pergi begitu saja sich??... Kau putuskan hubungan ini tanpa penjelasan darimu. Ku dengar kau pergi ke Korea untuk kerja disana. Aku sekarang ada di sini untuk mendengar penjelasanmu Mengapa kau putuskan aku. Kita sudah berpacaran kurang lebih 3 tahun. Bagaimana aku bisa mencarimu ditempat luas seperti ini?.. Aku juga tidak mengerti bahasa Korea. Bahasa yang ku kuasai hanya bahasa Indonesia tentunya karena aku cinta negara Indonesia, bahasa Inggris, dan sedikit bisa bahasa mandarin sich.
(Aku sedang bingung di jalan raya, kemana aku akan pergi mencarinya di keramaian kota ini). Tiba-tiba, seorang pria menabrakku (tak ku lihat wajahnya karena dia menabrak badanku begitu kencang).
"Hey, kalau jalan lihat pakai mata donk!!", nada kesalku pada pria itu.
"Sorry. Help me!", sahutnya
"What?!", balasku
Seketika itu datang beberapa pria tegap, memakai kacamata hitam ber-merk, berpakaian hitam dan rapi. Mereka mengelilingi kami di tengah keramaian kota serta mengawasi kami seperti akan adanya bahaya yang akan datang. Muncul satu wanita tua jalan menuju ke arah kami. Aku sangat bingung sekali apa yang sedang terjadi saat ini.
(Mantan kekasihku melewati kami dengan mobilnya menuju kantor kerja. Dia tak sempat melihat kejadian peristiwanya apalagi orang-orangnya).
Pria yang menabrakku mengatakan : "Oh my darling, Where have you been?... I'm looking for you." Saat itu, aku terdiam dan semakin bingung.
"Let's we go home now", kata ibu tua itu.
"Mother. This is my girlfriend. She will to be my wife", balas pria itu pada ibunya.
"(Ooops..Itu mamanya. Ku kira neneknya. Terlihat tua. Ta tapi kenapa pria ini mengatakan aku adalah pacarnya dan akan menjadi istrinya??? Sejak kapan juga aku mengenalnya?? Jelas-jelas aku baru lihat dia pertama kali disini dan aku tak punya kenalan selain keluarga mantan kekasihku. Pria ini tampan tapi kacau sekali perkataan pria ini. Iiiih Hueek!!!!)", tampak bengong dan berkata dalam hati dengan kesal.
"Hello, Good morning. You are a beautiful young lady. What's your name?", kata ibu pria itu.
"Me??"
"Yes. Your name?"
"I'm Victoria, Mam"
"Nice to meet you dear. I'm very lucky to get a good candidate in-law, polite, friendly, and beautiful for my son"
"(Hanya tersenyum)"
"Come on. "
"Alright, Mam"
Nich cowok malah masuk duluan ke mobil. Aku dan ibundanya masuk bersama ke dalam mobil.
Dasar nich cowok!! Sembrono sekali kata-kata yang diucapakannya. Aku saja tak mengenalnya sama sekali. Gimana ini??.. Aku tak tahu jalan pulang. Huuuuaaaa.... Nikah sama dia?? Ogah banget dech.. Kenal juga engga. Tujuan aku kesini untuk mencari pangeranku dan mendengar penjelasan darinya. Itu saja kok.
"What do you think about Kim?", tanya ibu pria ini.
"(Oh namanya Kim). Kim's the one good, groomed, handsome, and dignified", balasku.
(Ciiiihh,,, Baik segi darimana juga ga ada sama sekali apalagi ramah dan berwibawa. Yang ada dia kacau sekali perkataannya seperti orang yang tidak di didik di bawah kolong jembatan. Hmmm, wajah sich tampan dan berpenampilan rapi tapi kelakuan dan sifatnya ga pantas banget dech untuk ditiru ke semua khalayak banyak orang.), Hatiku bergedumel selama perjalanan.
-Sesampainya di rumah megah Kim-
Wow.. Rumahnya besar sekali. Tamannya tertata rapi, banyak pohon hijau disini, dan bersih tanpa noda sedikit pun. Jelas beda sekali dengan rumah orang tuaku di Jakarta. Menurut keluarga Kim ini belum seberapa dibandingkan dengan wilayah kekuasaan yang mereka miliki hingga sekarang. Kemudian, kami masuk dan duduk di ruang tamu. Aku kaget. Saat aku turun dari mobil, mereka memperlakukan aku sangat istimewa. Serta, seisi orang di rumah ini sudah berkumpul diruang tamu. Aku menjadi sangat tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
"Have a set, my dear. Anggap rumah ini milikmu", kata ibu Kim
"(Ha-ah.. Tercengang). Ba baik,bu"
Semua mata tertuju padaku.
Ibu Kim membisikkan sesuatu kepada Ayah Kim
"Recommend. This girl is Kim's girlfriend. She would become Kim's wife Kim and she will also part of this family", kata ayah Kim
"(Tersenyum sambil melirik Kim untuk menangkap sinyal darinya.)"
"Excuse,me. Could I talk to Kim a several minute?", tanyaku kepada semua orang
"oh, of course. He would be your husband and you are his girlfriend", balas ibu Kim
"(Tersenyum miris). Okay. Thank you"
"I want to talk you whatever the place", bisikku pada Kim
Kim membawaku ke suatu ruangan. Menurutku,ruangan itu adalah kamarnya. Aku bisa mengatakan begitu, kulihat beberapa foto yang terpajang di dinding kamarnya.
"mengapa kau mengajakku ke kamar?"
"To be safe", jawab Kim
"Okay. To the point. Why did you tell like that to me and all of people around you? I dont know who you are. Exactly, I'm come from other country. I wanna go home right now!!"
"Wait. You can't go anywhere"
"But why?? Tell me and give me a reason now"
"Well, I am really sorry what happened to you. Okay, I will tell you something. First, my parents will be arranged married me to other girl. I meant, my parents has found a nice girl from their friend. But, I don't. So, I went away from my house. And you have been done save my life."
"What do you say? You say, I have been done save your life. How come? Dare you!! I wana go home right now."
"I am so sorry. I can't. Because, you and I will be marriage next week. And they will announce this news each place."
"Aaaaarrrrggghh.... Dammmnn!!"
"Please keep this issue from them, please"
"Well I'll keep my secret. What about my parents??? They must be shocked to hear this news."
"Relax. I'll take care of it."
Secara diam-diam, ibunya Kim menguping pembicaraan kami di depan pintu kamar tidur Kim. Tak berapa lama kemudian ibu Kim menjauh dari pintu kamar Kim, turun tangga dan menyuruh anak buahnya untuk cari informasi tentang diriku malam ini juga, mengumumkan berita pernikahan ini ke seluruh media, serta pemberitahuan ke orang tua Victoria. (Episode One)
Pukul 24.00 wib, semua info sudah didapatkan dengan mudah dengan menggunakan teknologi yang semakin canggih di era ini. Suruhan ibunya Kim mengetok pintu kamar tidur untuk memberitahukan info-info itu semua.
"(Tok tok tok)"
"Come in"
"Mr. and Mrs., I have received information according to your commands. This girl came from the Indonesian state. His father worked as an army soldier and his mother worked as a teacher in middle school first. This girl came to Korea to hear the explanation why the ex-boyfriend that he decides to do with this girl. A noble king, be honest, this girl is not a girlfriend young master ()"
"Really??", Yang Mulia Ratu bertanya dengan nada kaget.
"Accordance with instructions from The Majesty of Queen, young Mr. Kim's announcement of marriage with this girl will be announced tomorrow at the Korean television station. However, what about the parents of this girl, The Majesty of Queen? Since this news has not heard the news to the parents of this girl because we know that the citizens of Indonesia are very familiar with the culture of manners so that we can not say everything was in vain, The Majesty of Queen."
"Well if so, you go to Indonesia. Bring them here. Treat them special. I'm sure this girl is perfect for Kim. That's enough background I heard this girl's parents", kata Yang Mulia Ratu.
"Both the command I would run tomorrow morning. I ask myself first, My Honor", jawab suruhan Yang Mulia Ratu.
"Kamu yakin, kita menikahkan Kim dengan gadis ini? Dia bukan berdarah bangsawan. Apa kata rakyat kita nanti?..", tanya Yang Mulia Raja
"Kau tahu salah satu kakek buyut kita pernah menikahi seorang gadis yang bukan berdarah bangsawan seperti kita? Bagaimana hubungan mereka? Lihatlah nasib rakyat-rakyat kita hingga sekarang. Ini semua berkat mereka. Mereka memberikan cinta kasih damai satu sama lain dan hubungan mereka baik-baik saja ke cucu dan cucu buyut mereka.", balas Yang Mulia Ratu.
"Iya kau benar. Aku takut nanti ketika melihat reaksi orang tua gadis ini datang besok.", kata Yang Mulia Raja.
"Sudahlah suamiku. Lebih baik kita tidur saja. Aku pastikan besok tidak akan terjadi apa-apa", balas Yang Mulia Ratu.
"Baiklah", balasnya.
Hai, namaku Victoria Simmy Tor.
Nama keluargaku Tor.
Aku tak menyangka akan kejadian hari ini yang begitu cepat.
Tujuan kesini hanyalah bertemu David (mantan Kekasihku) untuk mendengar penjelasan darinya mengapa hubungan aku dengan David putus begitu saja tanpa ada alasan yang kuat padahal aku percaya dan yakin bahwa David adalah pendamping hidupku selamanya sebab dialah yang terbaik untukku.
Aku tak bisa membayangkan bahwa minggu depan aku akan menikah minggu depan dengan pria yang tidak ku kenali bahkan aku tidak ada sedikit pun mencintai dirinya apalagi mengenal watak pria ini dan latar belakang keluarganya. Pernikahan macam apa nantinya yang tidak didasari dengan cinta kasih serta mengenal pria itu saja baru hari ini dengan kejadian yang tak ingin ku ulangi kembali. Lalu, bagaimana reaksi kedua orang tua aku nantinya?? Waaahhh,, Matilah aku. Aku ingin cepat-cepat segera keluar dari sini. Hmm, gimana bisa keluar dari sini???.. Keluar dari sini saja susah, banyak penjaga di seluruh pintu. Waduuh, aku tidak bisa tidur karena hal ini. Eeerrrrggghh,, menyebalkan. Aku serasa dikurung di penjara. Kemudian, seseorang mengetuk pintu kamarku. Hatiku berkata siapa yang mengetuk pintu kamar malam-malam begini. Aneh-aneh saja. Ckckckck..
Aku membukakan pintu kamar dan terkejut. Seorang pria tegap, berwibawa, dan berkarisma berdiri di hadapanku. Sambil berkata dalam hati, Siapakah pria ini dan apa tujuan pria ini datang ke kamarku?
"Selamat Malam, Nona", kata pria.
"Malam", balasku
"Maaf saya ganggu larut malam begini. Izinkan saya masuk ke kamar tidurmu? ", tanyanya.
"(wajah bingung dan takut). Ini kamar wanita ya walau ini kamar tamu. Jadi, anda tidak boleh masuk begitu saja tanpa ada izin dari saya. Namun, ada keperluan apa dengan saya dan anda siapa? ", balasku.
"Perkenalkan namaku Hang. Aku anak pertama Yang Mulia. Aku adalah abangnya Kim. Ada sesuatu hal yang ingin kubicarakan denganmu hari ini. Jika kamu berkenan."
“(Aku menelan air ludah karena tak menyangka Kim memiliki seorang abang yang jauh lebih baik daripada Kim. Weeiitzz, jangan salah sangka dulu ya. Aku bisa menilai abangnya Kim, maksudku, Tuan Hang dari segala aspek lho.)”, berkomentar dalam hati dan sambil menatap Tuan Hang dengan rasa kagum dan Bengong.
“Bolehkah saya masuk, Nona?..”, Tanya Tuan Hang
“(Tuan Hang secara spontan menyadarkanku) Si si silahkan masuk, Tuan”, jawabku gugup.
Secara sigap mempersilahkan Tuan Hang duduk di meja baca kamar tidur ini. Ku melihat secara seksama cara duduk Tuan Hang yang begitu elegan. Aku kagum sekali melihat Tuan Hang. Kemudian, Tuan Hang menatapku heran dan membangunkan lamunanku yang tak berguna.
“Saya minta maaf datang ke kamarmu malam-malam begini”, kata Tuan Hang.
“Jika memang ada perlu yang ingin dikatakan kepadaku, katakana saja Tuan. Saya dengan senang hati mendengarnya dari Tuan. Ini suatu kehormatan untuk saya, Tuan.” Jawabku dengan nada sopan.
“Ha.. ha.. ha.. Kamu lucu sekali yaa.”, balasnya sambil tertawa.
“Apa yang lucu ya, Tuan?.. ”, balasku dengan rasa ingin tahu.
“Cara bicaramu terlalu kaku”, balasnya masih dalam keadaan tertawa.
“Kaku??? Maksudnya apa, Tuan? ”, tanyaku balik
“hm hm hm (mendeham).. Kamu tak usah panggil aku Tuan tapi panggil saja aku kakak. Kamu tidak begitu mendengar perkataanku tadi di depan pintu, Nona? Aku perjelas lagi ya. Aku adalah abangnya Kim.”, balasnya.
“(tersenyum miris dan tersipu malu) i i iya, kak. Maaf”, balasku
“Tak apa. Kamu belum terbiasa dengan situasi ini”, balasnya
“Maksudnya? ”, tanyaku bingung
“Kamu adalah pacarnya Kim dan kamu calon istri Kim. Minggu depan, kamu akan menjadi istri Kim secara resmi di hadapan Tuhan dan disaksikan ribuan banyak orang. Nah, kamu sebagai calon adik iparku ceritakan masa-masa pacaran kalian donk. Ya walau kakak tahu Kim itu orangnya suka aneh tapi kakak tidak menyangka Kim memilih kamu sebagai pendamping hidupnya. Kim adalah anak terakhir. Jadi, semua orang memanjakannya tapi tidak kepadaku. Kim sangat patuh dan hormat padaku karena aku sebagai anak tertua bisa menganyomi, merangkul, bertanggung jawab akan kesuksesan adik-adiknya dewasa kelak. Hanya Kim yang paling muda dari kami. Kakak yakin dia beda dari saudara-saudara kandung yang lainnya. Kakak yakin kamu adalah pendamping hidup yang tepat untukknya. ”, jawab Hang.
“Heee… Begitu ya kak.”, jawabku lesu tak bersemangat
“Sepertinya kamu tak begitu senang aku berkata demikian.”
“Hm.. hm.. Sebenarnya,, (Glek)”
“Ceritakan saja secara jujur kepadaku. Aku akan mendengarnya secara seksama.”
“(Waduuh,, aku jadi tak tega sama kak Hang. Kak Hang sebaik ini tak pantas mendengar kabar buruk tentang adiknya yang tak tahu aturan. Aku ceritakan atau tidak ya ke Kak Hang)”, berkata dalam hati dan melamun.
“Ada apa? ”, tanya Kak Hang.
“Sebenarnya aku tak ingin mengatakannya kepada kakak. ”
“Katakan saja daripada disimpan dalam hati. ”
“Kenalkan kak, Aku Victoria Simmy Tor. Nama keluargaku Tor. Aku berasal dari negara Indonesia. Ayahku seorang prajurit tentara negara Indonesia dan ibuku seorang guru di sekolah menengah pertama. Tujuanku datang ke Korea untuk mendengar penjelasan mantan kekasihku mengapa hubungan kami berakhir begitu saja tanpa adanya alasan yang kuat padahal aku percaya dan yakin bahwa mantan kekasihku akan jadi pendamping hidupku yang dimana selalu hidup sepenanggungan bersama, setia, dan saling mencintai satu sama lain. Mantan kekasihku bernama David. Ku dengar pengakuan dari saudara sepupunya dia bekerja menetap di Korea selamanya. Itulah dasar hubungan kami berakhir. Alasan David ke saudara sepupunya untuk mengakhiri hubungan ini dikarenakan aku tak sanggup menjalankan hubungan ini jarak jauh. Memang ku akui, aku tak bisa berhubungan jarak jauh. Aku berharap David meminangku tapi faktanya tidak. Lalu, saudara sepupunya memberiku alamat rumah saudaranya disana. Katanya dia menginap di rumah saudaranya disana. Setelah ku mendengar perkataan saudara sepupunya, saat itu juga, aku memesan tiket pesawat ke Korea. Sayangnya, aku bisa berangkat 3 hari kemudian karena uangku tak mencukupi. Setiba aku di Korea, aku tak menyangka bertemu Kim. Sejujurnya, aku tak mengenal Kim baik dari segi latar belakang keluarganya dan kepribadiannya. Aku juga tak tahu bahwa Kim adalah anak Yang Mulia. Cerita yang sebenarnya, saat aku berjalan, tiba-tiba saja seorang pria berlari ke arahku dan menabrakku kencang di jalan. Untung saja aku tidak jatuh dari akibat tabrakan yang tak mengenakkan itu. Wajahnya saja tak sempat ku lihat dan pria itu minta tolong padaku untuk menyelamatkan hidupnya. Aku saja bingung apa yang terjadi. Dengan cepat, banyak pria tegap berpakaian rapi warna hitam dan memakai kacamata hitam mengelilingi kami berdua. Ku kira mereka mafia dengan bermaksud jahat dengan pria yang menabrak badanku ternyata dugaanku salah. Anehnya lagi, pria yang menabrakku memanggil aku ‘sayang,kamu dari mana saja?‘ Pria yang menabrakku Kim, Kak Hang. Kata Kim, dia tak mau dijodohkan dari anak teman ibunya, Kak Hang. Anehnya lagi, kenapa kejadian ini begitu cepat dan mengapa harus terjadi kepadaku, kak? ”, jawabku panjang ke Kak Hang.
Ku melihat reaksi kak Hang yang tak asing di mataku. Kak Hang sangat geram dan marah pada Kim akan kelakuakannya kepadaku. Hebatnya lagi Kak Hang mendengarkan ceritaku dengan teliti dan malu kepadaku akan perbuatan yang dilakukan Kim.
“Maaf ya Kak Hang, aku bercerita sangat panjang. Saatnya aku harus tidur kak. Sekarang sudah pukul 01.00 pagi.”
“Memang keterlaluan Kim. Akan ku beri pelajaran padanya saat fajar meninggi. Justru kakak yang minta maaf karena mengganggu jam istirahat kamu. ”
“Iya tidak apa, Kak Hang”
“Aku permisi dahulu ya. Selamat tidur, Victoria”
“Baik kak. Selamat tidur.”
Whooooaaam,,, ngantuk sekali aku. Aku harus cepat tidur supaya tidak telat bangun pagi. Gila aja telat bangun pagi, mukaku ditaruh dimana nanti. Aku akan sangat malu pada keluarga Kim. Ini sudah larut sekali. Ku berharap besok tidak akan terjadi apa-apa. Semoga saja.
Kak Hang keluar dari kamar Victoria dengan penuh rasa malu, marah, dan kecewa kepada Kim. Hang selalu berpikir mengapa Kim melakukannya semua kepada gadis yang tak berdosa ini dan apa yang harus kulakukan kepada Kim supaya hidupnya berubah. (Episode Two)
_Episode Three_
Kukuruyuk... Kukuruyuk... Kukuruyuk (Ayam berkokok).
"Whoooaam,,," (Aku terbangun mendengar suara ayam berkokok.)
Ku tengok jam dinding klasik sejenak. Aku bangun pukul 4 pagi. Aku tidur hanya 3 jam.
Aku berdoa kepada Tuhan setelah aku bangun tidur pagi. Doaku ialah ucapan syukur yang telah memberikan nafas kehidupan yang akan ku lalui dari hari ke hari, ku dapat menyaksikan betapa indahnya dunia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dan memberikan aku kekuatan untuk melakukan semua aktivitas yang akan kulakukan mendatang. Setelah berdoa, aku menyiapkan pakaian yang pantas layak di pakai untuk aktivitas hari ini dan menyiapkan perlengkapan mandiku. Perlengkapan mandiku yaitu sahmpoo & conditioner sunsilk, handuk warna pink kesukaanku, pasta gigi, sikat gigi, sabun mandi Shinzui', dan body lotion Shinzui'.
Ku langkahkan kaki ku ke kamar mandi. Aku mandi sekitar 30 menit. Hehe,, (Mandi lama karena aku keramas rambut. Maklumlah wanita ingin berpenampilan rapi dan bersih di depan banyak orang).
-30 menit kemudian-
Seusai mandi, aku keluar dari kamar mandi. Aku sudah berpakaian di dalam kamar mandi. Aku masih ingat pesan orang tuaku bahwa apabila kamu pergi dan menginap di suatu tempat selalu lihat sekitarmu dengan saksama contohnya kunci pintu kamar tidur, jendelamu sebelum kamu tidur kuncilah kamar mandi sebelum kamu mandi supaya kamu aman dan selalu waspada ke semua orang dan selalu mencoba senyum ke semua orang.
Ku biarkan rambutku kering secara alami. Tidak menggunakan Hair-dyrer. Itu bisa membuat bagian struktur dalam rambutku rusak. Kemudian, ku buka tirai jendela dan aku mulai merapikan tempat tidurku dengan rapi. Ku lipat selimut dengan baik dan menata kembali ke posisi semula. Setelah itu, aku merias wajahku secara alami. Cukup dengan sedikit pelembab dan bedak padat. Ku olesi lipgloss ke bibir supaya bibir tampak mengkilap dan sehat. Ku sisir rambut dengan belahan kanan. Dengan sejenak, Ku tatap diriku ke cermin. _Melamun_. Lamunanku buyar karena mendengar suara ketukan pintu. Sebelum ku buka pintu, ku melihat jam dinding dan bertanya diri sendiri siapakah dia dan apa tujuannya orang ini. Dengan mantap ku langkahkan kakiku untuk membuka pintu kamar ini.
"(Tok tok tok)"
"(Saat ku buka pintu. Ku melihat seseorang dari ujung kaki hingga ujung rambut. Dengan kaget, Kim yang mengetuk pintu kamar ini)."
"Rapi sekali kamu. Kamu mau kemana pagi-pagi begini? Mau kabur ya?"
"Mana bisa aku kabur begitu saja dari istana megah ini. Terlalu banyak pengawal dimana-mana. Justru aku yang bertanya ada keperluan apa kamu datang ke kamar ku."
"Aku hanya ingin membangunkan kamu saja karena sudah pukul 05. 30 pagi"
"Memangnya kamu baru bangun pukul segini. Aku sudah bangun pukul 04.00 tadi. Aku tak perlu dibangunkan olehmu. Kamu saja terlambat bangun. Seharusnya pukul segini saatnya sarapan pagi tahu.", dengan nada kesal.
(Ku melirik pengawal dan pelayan sekitar kami menetertawai percakapan kami tanpa suara.)
"Hm, baiklah. Kalau begitu kamu yang siapakan air mandiku"
"Aku?? Kamu bisa melakukan sendiri. Kamu sudah dewasa, Kim"
"Kamu kan pacarku dan kita akan menikah minggu depan. Kamu akan jadi istriku. Jadi kamu yang mengurusi semua keperluanku"
"Aku tidak mau. Aku kan bukan...", dengan nada marah
"Shuuutt..!" (Dengan sigap, Kim langsung menutup mulutku dengan tangan kanannya)
"(Ku melirik Kim untuk melepaskan tangannya). Aku bukan pelayanmu. Suruh saja pelayanmu yang melayani semua keperluanmu"
"Aku tidak mau. Aku mau kamu. Kamu ya kamu. Titik", dengan nada sedikit menekan pemaksaan.
"Iya dech"
"(Kim mengulurkan tangan kanannya padaku)"
"(menatap bingung). Ayo jalan. Aku tak ada waktu urusi kamu hal seperti ini"
"Pegang tanganku sekarang"
"Untuk apa?"
"Sudah lakukan saja"
"(Tetap berdiam diri. Aku tidak mau pegang tangannya)"
"(Kim gerah akan tingkah bodohku). (Kim langsung ambil aksi. Kim menarik tanganku dengan kasar dan jalan menuju ke kamarnya)"
"(Aku melakukan sedikit pemberontakan karena Kim memegang tanganku dengan keras)"
"(Kim dan aku berhenti. Kim menatapku secara mendalam dan kesal. Aku juga tak mau kalah)"
"Lepaskan genggamanmu. Sakit tahu. Kamu langsung menarik tanganku dengan paksa. Kamu adalah pria kasar", dengan nada sedih. (Uuups,, air mataku jatuh.)
"(Kim melihatku dan melepaskan tanganku) Kamu menangis?"
"(Saat aku mau mengusap air mataku, Kim langsung memegang tanganku)"
"Biarkan aku yang mengusap air matamu."
"(Ku melihat seorang pelayan ingin masuk ke kamar tidurku. Aku langsung spontan menghiraukan kata-kata Kim). Apa yang kamu lakukan di kamar tidurku?" tanyaku ke seorang pelayan
"Selamat pagi, Nona"
"Ya selamat pagi juga"
"Ini tugasku sudah untuk membersihkan ruangan kamar ini, Nona"
"Oh, begitu. Tugasmu cukup membersihkan lantai, membersihkan kamar mandi dan mengelap benda-benda di kamar itu dengan bersih karena aku sudah merapikan tempat tidur pukul 05.00 pagi tadi"
"Baik, Nona"
"(Kim memegang bahuku. Dan aku menoleh padanya)"
"(Kim mengusap air mataku dengan saputangannya)"
"(Dengan spontan aku menolak dan mencoba ambil saputangannya). Berikan saja saputangan itu padaku. Biar aku saja yang mengusapnya.", kataku dengan tenang
"Tetap tidak. Aku pacarmu. Aku calon suamimu. Jadi, mulai sekarang aku akan memperhatikan dirimu. (Kim mulai mendekat ke tubuh Victoria)"
"(Kata-katanya gombal banget sich. Eitz, Kim mulai mendekat untuk usap air mataku. Susah amat sich nich orang berdebat.)"
"Tutup matamu"
"Untuk apa?"
"Sudah lakukan saja."
"(Ku tatap mataku sejenak)"
"Aku minta maaf sudah menyakitimu dan kasar sama kamu. Aku juga sudah merusak riasan make-up di wajahmu sehingga kamu mengeluarkan air mata.", Kim berceloteh sambil mengusap air mataku dengan lembut.
"(Ternyata Kim baik juga dalam memperlakukan ke wanita. Ya iyalah baik, dia yang telah mambuatku air mata keluar dengan sendirinya. Dia pasti iba dan kasihan melihat wanita yang menangis.)"
"Buka matamu, Victoria"
"(Ku buka mataku)"
"Senyum dong sayang."
"(aku mengernyitkan dahi)"
"Senyum", Kim sambil mempraktekan senyumnya padaku
"(Emangnya aku bodoh. Senyum saja tak tahu. Permasalahannya buat apa aku senyum sama dia. Pake di praktekan segala ke aku. Dasar aneh)", aku bergedumel sendiri dalam hati
"Ayo dong perlihatkan senyum manismu."
"(akhirnya aku senyum padanya)"
"Nah, begitu tambah cantik dan manis dech kamu"
"Gombal. Ya sudah antarkan aku ke kamarmu. Aku akan siapkan keperluan mandimu"
"Aku tidak gombal tapi sayangnya aku merusak riasan make-up wajahmu"
"Dari mana kamu tahu aku pakai make-up?"
"Tentu saja aku tahu. Kamu berdandan secara natural. Iya kan?"
"Bagaimana kamu tahu itu?"
"Aku suka wanita yang berdandan secara natural."
"Langsung antarkan aku ke kamarmu sekarang atau aku kembali ke kamarku! Aku tidak mau mendengarkan kata-kata gombalmu pagi ini."
"Baiklah. Benaran loh aku tidak bohong sama kamu"
"Ada-ada saja kamu (aku sambil menggeleng). Sudah diam saja"
"Nah, ini kamarku, Victoria"
"Hmmm,,,"
(Kim membukakan pintu dan mempersilakan aku duluan yang masuk)
"Silahkan putri dahulu yang masuk"
"(mendelik curiga). Kamu duluan saja yang masuk. Ini kamarmu bukan kamarku"
"Bagiku kamu istimewa. Tenang saja aku tidak melakukan aneh sama kamu"
"Benar?"
"Hahahaha,,, Tenang saja sayang. Aku tidak akan melakukannya"
"Kalau terjadi apa-apa, aku akan menghajarmu"
"Silahkan saja jika itu terjadi".