Senin, 11 Oktober 2010

Summarize of Personal Balanced Scorecard

Summarize of Personal Balanced Scorecard


Gallup Management Journal (Jarry Kreuger dan Emily Killham, 2005) melakukan survey karyawan untuk mengetahui persepsi mereka mengenai pengaruh kebahagiaan dan kesejahteraan terhadap kinerja mereka dalam pekerjaan. Gallup Management Journal telah melakukan survei terhadap karyawan di A.S. untuk mengetahui pengaruh kebahagiaan dan kesejahteraan mereka terhadap kinerja pekerjaan mereka. Para peneliti Gallup memeriksa respon karyawan untuk melihat faktor-faktor yang membedakan karyawan yang bersungguh-sungguh (27%), tidak bersungguh-sungguh (59%), dan secara aktif tidak bersungguh-sungguh (14%). Riset ini menunjukkan bahwa supervisor memainkan peran amat penting dalam membangun kesungguhan dan kebahagiaan kerja karyawan.

“Pada abad 21 perusahaan yang hebat akan menemukan cara bagaimana merebut hati orang –kegairahan dan hasrat mereka untuk membuat suatu perbedaan melalui pekerjaan mereka. Perusahaan yang memanfaatkan kegairahan ini untuk menghasilkan gagasan inovatif akan memiliki kapasitas untuk mempertahankan pertumbuhannya selama puluhan tahun”, menurut Bill George, mantan chairman Medtronic, Inc. “Perusahaan yang bertahan lama adaalah perusahaan yang dapat memberikan keunikan kepada dunia, bukan sekedar tumbuh atau uang tetapi keunggulan, penghargaan kepada pihak lain, atau kemampuan untuk membuat orang bahagia. Beberapa orang menyebut hal tersebut sebagai jiwa”, menurut Charles Handy. Kedua kutipan ini di dalam buku Personal Balanced Scorecard yang di mana untuk memfokuskan pada tugas baru para manajer secara terus-menerus memperbaiki kualitas hidup para staf, bukan hanya di tempat kerja saja tetapi juga di waktu luang mereka berdasarkan metode dan teknik.

Perbaikan kualitas hidup akan membuat seluruh karyawan bersedia menerima tantangan baru, merasa bebas, aman, menikmati pekerjaan mereka, dan bahagia. Mereka juga harus melihat ke depan. Para manajer juga harus memulai memahami bahwa karyawan yang tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik di keluarganya, juga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik di tempat kerja. Oleh karena itu, inilah saatnya para manajer untuk tidak lagi mengabaikan lingkungan pribadi para pekerja. Personal Balanced Scorecard merupakan konsep manajemen yang telah terbukti dalam praktek, yang akan membantu kita mewujudkan semua perubahan secara berkelanjutan. PSBC mencakup misi, visi, peran kunci, faktor penentu keberhasilan, tujuan, ukuran kinerja, target, dan tindakan perbaikan pribadi.Semua itu dikelompokkan ke dalam empat perspektif yaitu internal, eksternal, pengetahuan, dan pembelajaran, serta keuangan.

PSBC sangat penting untuk diterapkan. Pertama, PSBC memungkinkan kita untuk menciptakan jarak antara diri kita dengan pola pikir (mindset) kita-serangkaian asumsi dan keyakinan yang mewarnai pengalaman dan dengan penuh perhatian mendengarkan suara hati kita. PSBC juga akan memperbaiki perilaku dan tindakan kita di masa depan. Kedua, agar dapat bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras, berdasarkan pengetahuan diri dan pembelajaran diri. Seiring dengan bertumbuhnya kesadaran atas diri kita, karakter kita yang sesungguhnya, proses dan pendorong dalam diri kita, maka kita menjadi semakin kreatif. Dalam menerpkan PBSC, kita akan melakuakn pembelajaran sejati.

Menurut Peter Senge: “Pembelajaran sejati adalah pembelajaran untuk menjadi manusia. Melalui pembelajaran kita menciptakan kembali diri kita. Melalui pembelajaran kita dapat melakukan sesuatu yang belum pernah mampu kita lakukan sebelumnya. Melalui pembelajaran kita melihat dunia dan hubungan kita dengan dunia dengan cara yang baru. Melalui pembelajaran kita memperluas kapasitas kita untuk menciptakan, menjadi bagian proses generative kehidupan kita. Dalam diri kita masing-masing terdapat dorongan yang kuat untuk melakukan pembelajaran semacam ini”. Pengetahuan diri atau citra diri mencakup kesadaran diri dan pengaturan diri. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali dan hati, emosi, dorongan diri kita sendiri dan dampaknya terhadap orang lain. Pengaturan diri adalah kemampuan untuk mengendalikan atau membetulkan arah impuls, perasaan, dan suasan hati yang merusak. Kesadaran diri dan pengaturan diri memiliki dampak pada kepercayaan diri, menjadi bisa dipercaya, memiliki integritas dan terbuka untuk belajar. Ini merupakan proses batin dan spiritual, yang berhubungan dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

Alasan Ketiga, menemukan keseimbangan antara ambisi pribadi dengan perilaku pribadi menghasilkan integritas pribadi, kedamaian batin, mengeluarkan energi yang lebih sedikit, dan kemampuan untuk dibimbing oleh suara batin-semua ini semua akan membangun kharisma pribadi. Seperti yang dikatakan oleh Henri Ford : “Berpikir merupakan pekerjaan yang sangat sulit, itulah kemungkinan sebabnya mengapa hanya sedikit orang yang dapat melakukannya”.

Alasan keempat untuk menerapkan metode PBSC adalah bahwa apabila terdapat keseimbangan antara kepentingan perseorangan (ambisi pribadi) dengan kepentingan organisasi (ambisi bersama), karyawan akan bekerja dengan komitmen yang lebih besar untuk mengembangkan organisasi. Di sini penekanannya adalah pada motivasi intrinsik, yaitu rasa kenikmatan yang melekat dan muncul dari dalam diri karyawan.

Alasan kelima, Integrasi PBSC dalam proses pengembangan kompentensi dan kaitan dengan Organizational Balance Scorcard (OBSC) menghasilkan manajemen talenta yang efektif, yang terkait dengan tantangan dan pengembangan keterampilan terkait secara terus-menerus. Dengan mengintegrasikan PBSC ke dalam proses ini, kita dapat mampu mengelola talenta secara efektif dalam organisasi kita, dan meletakkan karyawan pada posisi sentral dalam organisasi. Akito Morita, pencipta SONY, yang memperlakukan karyawannya sebagai anggota keluarganya menyatakan: “Mesin dan computer tidak membuat bisnis menjadi berhasil; oranglah yang membuat berhasil. Demikian pula, tidak ada teori atau rencana yang akan membuat bisnis menjadi kesuksesan apabila tidak dijalankan oleh orang”.

Alasan keenam, pengembangan pembelajaran tim. Menurut Gary Jacob: “Hanya di bawah kebebasan orang akan menerapkan disiplin pada dirinya sendiri dan hanya disiplin diri yang dapat menciptakan pertumbuhan pribadi yang sejati…. Kekebasan yang diberikan kepada seseorang pada suatu bidang merupakan insentif baginya untuk memperluas sikap dapat dipercayanya pada bidang-bidang lain. Kekebasan mencerminkan dan melengkapi tanggung jawab. Apabila kebebasan diberikan akan menumbuhkan sikap dan kapasitas untuk menerima tanggung jawab.”

Alasan ketujuh menerapkan PBSC, untuk menggunakan waktu secara efektif. Tujuannya adalah agar kita menjadi pengatur waktu yang sangat disiplin, dengan menjalankan apa yang telah kita rencanakan untuk kita lakukan.

Alasan kedelapan, untuk menghilangkan rasa takut dalam organisasi kita, dengan memperkenalkan pertemuan ambisi antara manajer lini dengan karyawan. Pertemuan ini dilakukan secara informal, periodik, sukarela, dan konfidensial dengan ambisi bersama sebagai topiknya. Hal ini menciptakan pondasi bagi kedamaian dan rasa salinng percaya yang menjadi dasar berkembangnya kreativitas dan pertumbuhan.

Alasan kesembilan, untuk mengurangi dan kelelahan jiwa (burnout) dalam organisasi. Pengurangan stress dan kelelahan merupakan hasil dari penyelerasan antara ambisi pribadi dengan ambisi bersama sesuai dengan latihan pernafasan dan keheningan terkait yang diperkenalkan. Latihan pernafasan dan keheningan akan memberi kita energy hidup, membuat kita merasa damai dan santai, yang menhasilkan pikiran yang tenang, bebas dari stres dan kelelahan. Alasan kesupuluh, untuk memilih kandidat yang tepat untuk pekerjaan yang tepat.

Elemen PBSC dibagi ke dalam beberapa perspektif. Semua perspektif ini sangat penting bagi pengembangan diri dan kesejateraan diri, dan keberhasilan kita dalam masyarakat. Keempat perspektif tersebut, yaitu:

1. Internal. Kesehatan fisik dan keadaan mental

2. Eksternal. Hubungan dengan pasangan kita, anak-anak, atasan, rekan kerja dan yang lainnya. Bagaimana mereka melihat kita?

3. Pengetahuan dan pembelajaran. Keterampilan dan kemampuan pembelajaran kita. Bagaimana kita belajar, dan bagaiman kita tetap bisa sukses di masa depan?

4. Keuangan: Stabilitas keuangan. Sampai pada tingkat apa kita mampu memenuhi kebutuhan keuangan kita?

Keempat perspektif dasar ini membentuk bagian integral misi, visi, dan peran kunci pribadi (ambisi pribadi) kita.

PBSC memiliki perbedaan esensial dengan konsep brilia “7/8 Habits of Highly Effective People” karya Stephen Covey. Konsep 7/8 Habit melewatkan penerjemahan visi pribadi menjadi target dan tindakan perbaikan pribadi konkret yang terukur. Berbeda dengan sistem yang diciptakan oleh Stephen Covey, metode PBSC merupakan proses-proses pencairan terus-menerus untuk kehidupan yang terintegrasi dan bahagia. Karena bersifat umum, praktis dan mudah digunakannya metode PBSC, buku ini sangat cocok sebagai panduan setiap orang yang ingin secara terus-menerus dan rutin mengembangan dirinya, dengan fokus di waktu kerja maupun di luar waktu kerja.

Tidak ada komentar:

follow me